
Selamat senja, wahai pria pemaaf nan bertanggungjawab bersepatu converse, apa kabar?
Wah sepatu converse, aku ingin memiliki mu. Kamu yang sekarang ada di kolong tempat tidur ku sudah lusuh sekali. Maaf ya, aku suka ceroboh dalam mengenakan mu. Lumpur, batu tajam, rumput, genangan hujan, sampah, kotoran, apapun itu, aku sering tidak sengaja menyuguhkan mu dengan hal-hal seperti itu. Pantas kamu suka ngambek. Suka bersembunyi jika aku cari. Suka bercanda garing padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh. Suka malas kering jika ku cuci. Jahitan mu suka lepas. Sepertinya kamu memang malas untuk ku kenakan.
Sepatu converse hitam milik ku, begini ya, mau tidak aku carikan pacar untukmu? Yah, pacar! Agar kamu dapat sedikit terhibur daripada ngambek melulu dengan ku. Aku sudah punya sepasang sepatu converse lain untuk menjadi pacarmu. Dia itu warnanya ada merah, ada hitam, ada putihnya juga walaupun sedikit, paling tidak dia bisa membuat hidup mu yang awalnya monoton hitam, bisa sedikit berwarna. Kamu itu kan perkat, sedangkan dia itu bertali, cocok sekali deh rasanya, bisa saling melengkapi, kamu bisa merekatkan kebahagiaanmu untuknya dengan perkatmu dan sebaliknya dia juga bisa mengikat dirimu dengan cintanya melalui tali itu. Walaupun ukuran mu sedikit lebar dan panjang daripada dia, tapi menurutku tidak masalah, kalau sudah cinta fisik pun akan kalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar