Jumat, 09 Desember 2022

Hari dimana Semua Berhenti

Saya punya daftar hari-hari yang sangat saya takuti, hari-hari yang saya harapkan tidak akan pernah tiba, tidak akan pernah bersinggungan dengan hidup saya. Salah satunya adalah hari pernikahanmu. Karena saya tau, sejak awal saya tidak akan pernah menjadi bagian dari hari pernikahanmu. 

Sampai siang hari yang sangat panas dan gersang itu tiba. Suara blender dari jus strawberry sempat mengaburkan satu pesan masuk. Tidak lama, masih berdiri di kasir, belum membayar jus strawberry yang hampir jadi, saya lihat ada foto kontak yang saya tunggu-tunggu muncul di layar handphone. Tentu saja itu pesanmu! Hati saya membuncah kesenangan, tapi ada satu ruang di sana yang mengingatkan, bisa jadi ini bukan hal yang menggembirakan untuk saya. 
 
"Salam... tanpa mengurangi rasa hormat, perkenankan kami mengundang Saudari untuk menghadiri acara kami..." kalimat itu yang saya baca pertama kali. Berhenti. Semuanya berhenti. Suara blender jus, berhenti. Kasir yang mau memberi kembalian, berhenti. Pancuran air tempat mencuci buah, berhenti. Suara kendaraan dan klakson di jalan raya, berhenti. Udara yang berisik, berhenti. Ranting-ranting pohon tidak lagi bergesekkan, mereka berhenti. Matahari yang pamer kemampuannya sejak pagi, juga ikut berhenti. Waktu, berhenti. Bumi, berhenti. Badan saya berhenti, kaku sekujur tubuh, ada literan air mata tertahan, berhenti. 
 
Berhenti adalah suatu tanda proses penolakkan, pergolakkan. Seperti buruh yang tidak terpenuhi haknya memilih berhenti bekerja, seperti orang-orang yang mencari keadilan memilih berhenti di sepanjang jalan. Saya menolak dan masih berusaha mengelak, tidak, bukan hari ini, tolong jangan hari ini. Saya memohon sejadi-jadinya. Masih banyak rindu yang belum sampai kepadamu. Ada cinta yang lebih luas dari langit yang harus kamu terima.  
 
Apa saya harus putar arah, ambil jalan lain, agar tidak berpapasan dengan hari ini? Apa yang harus saya lakukan agar hari ini tidak pernah terjadi? Atau saya harus sembunyi agar tidak bisa ditemukan oleh hari ini? Saya tidak mampu mengubah garis takdir. Mobil saya berhenti di hutan tepi kota. Saya biarkan semua yang berhenti untuk bergerak kembali. Air mata, marah, kecewa, klakson mobil juga ikut berteriak pilu. Sinar matahari dan pohon-pohon merunduk, melihat saya, nanar, kasihan. Sebaliknya, saya melihat semuanya dengan pandangan buram, air mata sudah tidak mampu ditahan. Lagi-lagi kita semua tidak punya kekuatan untuk tidak bertemu dengan apa yang sudah ditakdirkan, ya kan?
 
Di hari dimana semua berhenti, saya harapkan cinta dan rindu saya kepadamu ikut berhenti. Tapi, ternyata tidak. 
 
 
Pesanmu masih terbuka sejak siang hari 4 November 2022, pesan yang tidak akan pernah saya balas, undangan yang tidak akan pernah saya hadiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar